Penderes Nira Kelapa: Profesi Penggerak Ekonomi Desa Widoro

Share this post on:

Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, merupakan salah satu sentra penghasil nira kelapa di pesisir selatan Jawa Timur. Profesi penderes nira kelapa telah menjadi mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat desa, sekaligus pilar utama penggerak UMKM gula kelapa tradisional.

Penderes Kelapa

Apa Itu Penderes Nira Kelapa?

Penderes adalah sebutan untuk warga yang menyadap nira dari mayang (bunga jantan) pohon kelapa. Proses ini dilakukan secara manual dengan memanjat pohon kelapa setinggi 10–15 meter menggunakan tali atau tangga bambu. Nira yang dikumpulkan harus segera diolah agar tidak terfermentasi.

Profesi penderes telah dilakukan secara turun-temurun di Desa Widoro. “Kegiatan penderes ini memang sudah menjadi tradisi dan profesi turun-temurun, Mas. Profesi penderes juga bisa menghasilkan uang, karena ya komoditas di Desa Widoro ini kebanyakan kelapa.” Tutur Pak Sokiman (26/7).

Pohon kelapa yang melimpah di desa menjadikan aktivitas penderesan sebagai sumber penghasilan yang stabil bagi keluarga.

Setelah dikumpulkan, nira segar langsung diolah menjadi gula cetak atau gula semut oleh keluarga penderes. Di dapur-dapur rumah, para ibu dan anak-anak membantu mengaduk cairan nira selama berjam-jam di atas tungku kayu, hingga menjadi gula padat yang siap jual.

Menurut Dinas Koperasi dan UMKM Pacitan, lebih dari 50% UMKM di Desa Widoro bergerak di bidang pengolahan nira kelapa, menjadikannya komoditas utama desa, sekaligus simbol kemandirian ekonomi lokal.

Tantangan Penderes Nira Kelapa

Profesi penderes bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi juga soal martabat dan harga diri masyarakat desa. Gula jawa yang mereka hasilkan bukan produk biasa. Ia lahir dari kerja keras, ketelitian, dan kebijaksanaan alam.

Namun demikian, tantangan tetap ada:

  • Kurangnya regenerasi profesi penderes
  • Minimnya alat pengaman standar
  • Harga jual nira yang fluktuatif
  • Ancaman dari gula industri dan pemanis sintetis

Kesimpulan

Melalui kisah para penderes, kita diingatkan bahwa kemandirian desa dimulai dari akar rumput. Mereka yang memanjat kelapa setiap hari adalah pahlawan desa, yang menghidupi keluarga, menjaga warisan budaya, dan menyumbangkan ekonomi bagi desa secara nyata.

Sudah saatnya profesi penderes diberi ruang dan pengakuan. Tidak hanya dalam bentuk bantuan alat atau pelatihan, tapi juga dalam bentuk cerita yang diangkat, dihargai, dan dibanggakan.

Share this post on:

Author: widoro.morodonorojo@gmail.com

View all posts by widoro.morodonorojo@gmail.com >

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *